Sabtu, 27 Februari 2016

Kamis malam, di grup chat LINE, Ketua Divisi Hunting dan Pameran, Mas Nyono, mengumumkan bahwa akan ada hunting foto pada hari Sabtu pagi (27/2). Tema yang diangkat adalah Human Interest, dan lokasi yang dibidik adalah sekitaran Jembatan Merah Plaza (JMP) Surabaya. Ketika Esti, temen se-angkatan APS bilang ke aku, aku tidak serta merta menyanggupi untuk ikut karena ada benturan acara pada hari dan jam itu juga. Aku merencanakan untuk hunting bareng teman SMP-ku, Lilik dan Novita, tapi di detik-detik terakhir, ada kendala hingga terpaksa diundur hingga Sabtu depan.
JMP Surabaya tampak depan
            Paginya, aku datang jam 06:10 ke sekre APS di SC, dan kaget mendapati sekre tutup dan digembok. Lah? Katanya janjian jam 6? Atau langsung ke lokasinya ya jam 7?  Bingung, aku menanyakan ke mantan ketua forkom tahun lalu, dengan wajah-wajah baru bangun tidur, dia bilang bahwa dia tidak melihat satupun anak APS di sekre. Asumsiku, kayaknya gak ada yang tidur di sekre semalam, dan kalaupun ada yang hunting, pasti mereka langsung berangkat ke lokasi.


            Merasa tidak yakin, aku menghubungi Esti. Tidak ada jawaban darinya setelah 6 sms dan belasan kali missed call. Di detik-detik terakhir saat aku hampir memutuskan menyerah, Esti menelepon dan bilang kalau dia baru sampai di parkiran SC. Akhirnya aku menemukan Esti dan Mb. Anisa disana. Setelah berunding, akhirnya kami menuju JMP langsung dan menunggu yang lain disana.
            Sekitar jam tujuh, kami sampai di JMP. Menunggu sembari ngobrol-ngobrol selama hampir setengah jam hingga Mb. Ajeng datang. Nunggu lagi sampai jam 07:50-an baru kami langsung ke parkiran belakang yang baru buka. Dan setelahnya, kami langsung mengambil kamera dan mulai berburu foto. Kami memotret sambil berjalan pelan-pelan dan menikmati suasana sekitar
Gagang pintu berukir
            Aku menggunakan tiga mode memotret, makro, tele dan landscape. Semuanya ada di menu otomatis di kamera digital pocket milikku. Maka dari itu, aku tidak menaruh data EXIF karena tidak relevan, toh aku tidak mengatur ISO-Diafragma dan Shutter Speed sendiri (karena memang itu tidak ada). So, don’t blame me, okay?




Kecantikan tersembunyi
            Aku menemukan ketertarikan dalam memotret benda-benda simple seperti ini. Aku menemukan keindahan dibalik gembok-gembok tua yang tergantung di dinding rolling door toko. Kombinasi gembok tersebut dengan warna-warna rolling door yang berbeda-beda, ada yang cerah, biasa atau kusam, membuatku merasa menemukan objek menarik untuk dipotret. Orang lain mungkin akan melewatkan detail kecil seperti ini, tapi tidak bagiku.


Coloring my day
            Rolling door-nya sendiri juga menyimpan keindahan. Beberapa memiliki pola dan kombinasi warna yang atraktif, memanjakan mata. Dan ada gelombang-gelombang yang membentuk pola, yang membuatku merasa bahwa hal simple seperti ini memang menyimpan keindahan tersembunyi. Layak untuk dinikmati.
A door to hell (?)
All the small and pretty things
Tinggal kenangan saja
            Ya, memang benda-benda dan arsitektur bangunan yang ada di Jembatan Merah Plaza (JMP) ini begitu jadul. Old but gold. Memberi nuansa nostalgia yang merekah dalam setiap sudutnya. Mall-mall lain akan menggunakan kombinasi modern seperti kaca, kayu-kayu yang sudah dipernis atau logam dalam setiap sudutnya, tapi di JMP, kau akan menemukan hal yang lain. Tembok-tembok yang dicat dengan cat berwarna-warni, yang beberapa bagian terlihat mengelupas, pola-pola dan printilan ornamen yang terlihat tua dan ketinggalan zaman, dapat terlihat menarik di mata orang yang mau melihat keindahan tersembunyi lebih dalam.



Dibawah kaki langit
            Aku mengambil shoot dari samping untuk sebagian besar bangunannya. Bukan ku lakukan tanpa alasan, karena shoot dari samping berguna untuk memberi kesan “panjang” dan “dinamis” pada sebuah foto. Juga menegaskan pola-pola arsitekturnya, seperti jendela atau hiasan-hiasan di pinggir.
Puas mengambil objek di sisi kanan bangunan JMP, aku, Esti, Mb. Anisa dan Mb. Ajeng langsung berjalan keluar. Setelah berdiskusi sebentar, Mb. Ajeng menuju ke suatu tempat dan menyusul Mas Fauzi, sementara aku, Esti dan Mb. Anisa masuk ke dalam area taman didepan JMP.



Semerbak dalam keheningan
Tempatku mencari nafkah
Aku bisa mengatakan bahwa taman ini tidak punya ciri khas (kecuali bola-bola berwarna warni dari batu yang terpendam setengahnya di pasir, yang ada di sisi kiri belakang taman, memiliki karakteristik yang kuat). Makanya, objek yang ku ambil disini sangat sedikit, kebanyakan hanya memotret bunga dengan mode macro. Matahari mulai menyengat, menimbulkan sedikit rasa pening karena terpapar panasnya tepat di kepala. Kami terus memotret dengan objek seadanya, hingga jam 09:20, kami memutuskan untuk bubar jalan. Pulang.

Yok pulang :)
Sembari berjalan menuju parkiran, aku berpikir, esensi memotret hari ini dengan tema awal “Human Interest” tidak terlalu dapat objek-nya (karena objeknya sendiri ada di jalanan dan kami hanya bermain aman di sekitaran gedung JMP dan taman). Secara konsep sih, karena ada rasa malas yang menyelimutiku, maka konsep HI sendiri tidak terlalu dapat (juga karena HI bukan seleraku). Sebaliknya, aku malah memotret hal-hal dan objek lain.
Tapi setidaknya, aku punya foto-foto untuk di upload disini, dan itu sudah cukup bagiku. Dan hunting, selain untuk berburu foto dan menajamkan insting memotret, juga bisa sebagai sarana membina hubungan baik dengan teman seangkatan dan senior-senior di APS. Jadi, aku tetap merasa ada gunanya hunting Sabtu pagi ini.

Taken by Nikon Coolpix S3500
Jembatan Merah Plaza Mall and Park, Surabaya
Sabtu, 27 Februari 2016, 07:00-09:30 WIB

Thanks to: APS, Divisi Hunting dan Pameran, Esti, Mbak Anisa, Mbak Ajeng, Mas Fauzi
Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

2 komentar: