Salah satu spot fotografi yang akhir-akhir ini
menjadi cukup ramai untuk dibicarakan adalah Jalan Gula, Surabaya. Terletak di
kecamatan Pabean
Cantikan, lokasi ini menawarkan
kesan kota tua yang cukup kuat dan berkarakter. Tak heran apabila banyak orang
dari berbagai kalangan, baik itu fotografer ataupun bukan untuk menyinggahi
tempat ini sejenak untuk berfoto.
ISO 200, 1/200 detik, f/5.6
Selain
dapat digunakan untuk jenis fotografi pre-wedding,
arsitektur dan urban decay, Jalan
Gula dan beberapa daerah disekitarnya juga dapat digunakan sebagai lokasi yang
cukup menjanjikan untuk fotografi model. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam hunting foto model di lokasi ini:
1 1. Pakailah
pakaian dengan warna yang menyatu dengan lokasi.
Di
tempat yang mayoritas berisi bangunan tua ini, tak sembarang warna dapat
menyatu masuk dengan bangunan-bangunan lawas. Warna-warna bold seperti biru, merah dan
hijau tidak dapat menyatu dengan bangunan dan dinding-dinding bata
karena perbedaan kontras yang terlalu mencolok. Sebaliknya, pilih warna yang
menyatu dengan sekitar, seperti cokelat, abu-abu, hitam maupun putih krem.
Dalam musik, ibarat suara penyanyi yang harus masuk dengan suara instrumen
pengiringnya J (mentang-mentang anak band nih, OOT hehe).
Tapi, terkadang,
jika jam terbang sudah tinggi, tak
masalah, justru warna-warna kontras seperti itulah yang dicari dan malah
menghasilkan foto yang lebih bagus dibanding foto-foto yang warnanya menyatu
dengan background. Fotografi itu
sebenarnya tergantung selera masing-masing dan tak ada aturan baku dalam
fotografi mengenai ini :D
Lihat dan rasakan perbedaan kedua gambar
diatas.
KIRI : ISO 200, 1/200 detik, f/5 KANAN
: ISO 400, 1/200 detik, f/4.5
1 2. Bawa
aksesori yang sesuai
Dalam
setiap kesempatan hunting foto model, keberadaan aksesori dinilai penting
tidaknya dari lokasi dan gaya berbusana. Bila menginginkan suasana vintage, bawa saja topi safari, tongkat
kayu maupun kacamata dan lain sebagainya untuk mempertegas tema foto kita. Topi
safari untuk suasana lebih ke urban-adventure,
tongkat sebagai aksesori klasik dan kacamata untuk kesan lebih dinamis dan
modern.
Kalau
sepeda (apalagi yang bergaya jadul) merupakan sebuah aksesori pula, maka saya
sarankan untuk menyewanya, perihal biaya dapat di negosiasikan dengan pemilik
sepeda jadul itu yang mengatakan kepada saya waktu itu bahwa biayanya
seikhlasnya/sukarela, asal jangan kebacut
(kelewatan) terlalu murah yang akan menyebabkan mereka tersinggung atau justru
terlalu mahal yang menyebabkan kita ngedumel karena kehabisan uang. Waktu
hunting ini, saya membayar 9 ribu rupiah untuk sesi foto yang cukup singkat, 30
menit. Sesuaikan saja dengan waktu yang dibutuhkan dengan harga yang kita
berikan.
2 3. Bawa
reflektor dan lighting tambahan
Daerah ini
mayoritas memiliki bangunan-bangunan lawas yang tinggi dan besar peninggalan
masa kolonial Belanda beberapa abad lampau. Oleh karena itu, pencahayaan
didaerah ini terkadang kurang atau justru cenderung over-exposure pada jam-jam tertentu apalagi setelah matahari terbit
karena gang di Jalan Gula ini menghadap ke arah timur yang akan mengakibatkan
cahaya jatuh keras ke arah wajah model. Oleh karena itu, jangan lupakan lighting tambahan dan softbox yang cukup membantu. Selain itu,
reflektor juga berguna untuk pencahayaan dan efek lebih dramatis.
ISO 200, 1/200 detik, f/5
1 4. Perhatikan
detail kecil
Di setiap lokasi
hunting foto, selalu ada yang berbeda dibanding lokasi lain. Perhatikan detail
kecil seperti tekstur. Di Jalan Gula, spot yang mayoritas dipakai adalah
dinding batu-bata yang memunculkan kesan vintage
yang kuat. Namun, dapat pula kita mengeksplor sudut lain, misalnya mencari
lokasi/sudut baru yang unik dan gak pasaran, semua ada di lokasi ini, jeli-jeli
saja kita harus mencarinya.
ISO 400, 1/200 detik, f/5
*Btw ini naik jendela, lho, mana tinggi
pula :p
1 5. Perhatikan
jam
Jangan lupakan bahwa di
Jalan Gula ini adalah lokasi hunting
foto yang cukup terkenal yang otomatis akan selalu ada orang-orang yang
ingin berfoto disini. Apalagi di hari Minggu/libur, volume pengunjung akan
semakin meningkat naik dibanding hari biasa. Harus disiasati dengan memantau,
datang di hari-hari yang sepi dan jam-jam kosong. Waktu itu saya dan model saya
datang pada hari Minggu pukul 8 pagi dan sudah banyak orang datang, baik itu
yang ingin pre-wedding maupun
anak-anak muda yang nongkrong dan sekedar foto-foto iseng disana.
Dengan ramainya ‘traffic’ orang-orang yang ingin
menjajal foto disini yang mengakibatkan orang datang dan pergi, kadang membuat
lokasi menjadi kumuh karena sampah. Untuk menjaga agar animo pengunjung tetap
tinggi, maka setiap saat lokasi harus bersih. Warga lokal banyak yang
berprofesi sebagai petugas kebersihan dadakan yang dapat meminta kita uang
untuk kebersihan. Biasanya kita ditarik uang kebersihan dalam hitungan individu
di dalam suatu rombongan. Waktu itu saya pernah diberitahu bahwa cukup sekitar 2000/orang
untuk uang kebersihan meski di papan pengumuman dituliskan
seikhlasnya/sukarela. Dan apabila sudah ditarik uang dan ditarik lagi oleh
orang yang berbeda, tunjukkan bukti bahwa kita telah membayar kepada orang itu
(tanyakan namanya). Hal ini mencegah kita diperas oleh oknum-oknum tertentu dan
mengakibatkan kita malas untuk kembali lagi ke lokasi ini.
Lokasi: Jalan Gula, Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya
Waktu: Minggu, 15 Desember 2013
Kamera: DSLR Canon EOS 600D, 18-135 mm
Talent: Febby, saya sendiri :p
Keterangan: foto-foto diatas telah mengalami
proses editing sederhana dengan menaikturunkan kontras dan brightness di
Microsoft Office Picture Manager.
0 komentar:
Posting Komentar