Minggu, 12 Januari 2014


Salah satu spot fotografi yang akhir-akhir ini menjadi cukup ramai untuk dibicarakan adalah Jalan Gula, Surabaya. Terletak di kecamatan Pabean Cantikan, lokasi ini menawarkan kesan kota tua yang cukup kuat dan berkarakter. Tak heran apabila banyak orang dari berbagai kalangan, baik itu fotografer ataupun bukan untuk menyinggahi tempat ini sejenak untuk berfoto.

ISO 200, 1/200 detik, f/5.6

            Selain dapat digunakan untuk jenis fotografi pre-wedding, arsitektur dan urban decay, Jalan Gula dan beberapa daerah disekitarnya juga dapat digunakan sebagai lokasi yang cukup menjanjikan untuk fotografi model. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hunting foto model di lokasi ini:

1     1. Pakailah pakaian dengan warna yang menyatu dengan lokasi.
Di tempat yang mayoritas berisi bangunan tua ini, tak sembarang warna dapat menyatu masuk dengan bangunan-bangunan lawas. Warna-warna bold seperti biru, merah dan  hijau tidak dapat menyatu dengan bangunan dan dinding-dinding bata karena perbedaan kontras yang terlalu mencolok. Sebaliknya, pilih warna yang menyatu dengan sekitar, seperti cokelat, abu-abu, hitam maupun putih krem. Dalam musik, ibarat suara penyanyi yang harus masuk dengan suara instrumen pengiringnya J (mentang-mentang anak band nih, OOT hehe).
Tapi, terkadang, jika jam terbang sudah tinggi, tak masalah, justru warna-warna kontras seperti itulah yang dicari dan malah menghasilkan foto yang lebih bagus dibanding foto-foto yang warnanya menyatu dengan background. Fotografi itu sebenarnya tergantung selera masing-masing dan tak ada aturan baku dalam fotografi mengenai ini :D
Lihat dan rasakan perbedaan kedua gambar diatas.
KIRI : ISO 200, 1/200 detik, f/5        KANAN : ISO 400, 1/200 detik, f/4.5

1    2. Bawa aksesori yang sesuai
Dalam setiap kesempatan hunting foto model, keberadaan aksesori dinilai penting tidaknya dari lokasi dan gaya berbusana. Bila menginginkan suasana vintage, bawa saja topi safari, tongkat kayu maupun kacamata dan lain sebagainya untuk mempertegas tema foto kita. Topi safari untuk suasana lebih ke urban-adventure, tongkat sebagai aksesori klasik dan kacamata untuk kesan lebih dinamis dan modern.
Kalau sepeda (apalagi yang bergaya jadul) merupakan sebuah aksesori pula, maka saya sarankan untuk menyewanya, perihal biaya dapat di negosiasikan dengan pemilik sepeda jadul itu yang mengatakan kepada saya waktu itu bahwa biayanya seikhlasnya/sukarela, asal jangan kebacut (kelewatan) terlalu murah yang akan menyebabkan mereka tersinggung atau justru terlalu mahal yang menyebabkan kita ngedumel karena kehabisan uang. Waktu hunting ini, saya membayar 9 ribu rupiah untuk sesi foto yang cukup singkat, 30 menit. Sesuaikan saja dengan waktu yang dibutuhkan dengan harga yang kita berikan.

2   3. Bawa reflektor dan lighting tambahan
Daerah ini mayoritas memiliki bangunan-bangunan lawas yang tinggi dan besar peninggalan masa kolonial Belanda beberapa abad lampau. Oleh karena itu, pencahayaan didaerah ini terkadang kurang atau justru cenderung over-exposure pada jam-jam tertentu apalagi setelah matahari terbit karena gang di Jalan Gula ini menghadap ke arah timur yang akan mengakibatkan cahaya jatuh keras ke arah wajah model. Oleh karena itu, jangan lupakan lighting tambahan dan softbox yang cukup membantu. Selain itu, reflektor juga berguna untuk pencahayaan dan efek lebih dramatis.
ISO 200, 1/200 detik, f/5

1    4. Perhatikan detail kecil
Di setiap lokasi hunting foto, selalu ada yang berbeda dibanding lokasi lain. Perhatikan detail kecil seperti tekstur. Di Jalan Gula, spot yang mayoritas dipakai adalah dinding batu-bata yang memunculkan kesan vintage yang kuat. Namun, dapat pula kita mengeksplor sudut lain, misalnya mencari lokasi/sudut baru yang unik dan gak pasaran, semua ada di lokasi ini, jeli-jeli saja kita harus mencarinya.
ISO 400, 1/200 detik, f/5
*Btw ini naik jendela, lho, mana tinggi pula :p

1    5.     Perhatikan jam
Jangan lupakan bahwa di Jalan Gula ini adalah lokasi hunting foto yang cukup terkenal yang otomatis akan selalu ada orang-orang yang ingin berfoto disini. Apalagi di hari Minggu/libur, volume pengunjung akan semakin meningkat naik dibanding hari biasa. Harus disiasati dengan memantau, datang di hari-hari yang sepi dan jam-jam kosong. Waktu itu saya dan model saya datang pada hari Minggu pukul 8 pagi dan sudah banyak orang datang, baik itu yang ingin pre-wedding maupun anak-anak muda yang nongkrong dan sekedar foto-foto iseng disana.

     6.      Jangan lupakan uang kebersihan
Dengan ramainya ‘traffic’ orang-orang yang ingin menjajal foto disini yang mengakibatkan orang datang dan pergi, kadang membuat lokasi menjadi kumuh karena sampah. Untuk menjaga agar animo pengunjung tetap tinggi, maka setiap saat lokasi harus bersih. Warga lokal banyak yang berprofesi sebagai petugas kebersihan dadakan yang dapat meminta kita uang untuk kebersihan. Biasanya kita ditarik uang kebersihan dalam hitungan individu di dalam suatu rombongan. Waktu itu saya pernah diberitahu bahwa cukup sekitar 2000/orang untuk uang kebersihan meski di papan pengumuman dituliskan seikhlasnya/sukarela. Dan apabila sudah ditarik uang dan ditarik lagi oleh orang yang berbeda, tunjukkan bukti bahwa kita telah membayar kepada orang itu (tanyakan namanya). Hal ini mencegah kita diperas oleh oknum-oknum tertentu dan mengakibatkan kita malas untuk kembali lagi ke lokasi ini.
           
Lokasi: Jalan Gula, Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya
Waktu: Minggu, 15 Desember 2013
Kamera: DSLR Canon EOS 600D, 18-135 mm
Talent: Febby, saya sendiri :p
Keterangan: foto-foto diatas telah mengalami proses editing sederhana dengan menaikturunkan kontras dan brightness di Microsoft Office Picture Manager.

0 komentar:

Posting Komentar