Kamis malam, di grup chat LINE, Ketua Divisi Hunting dan Pameran, Mas Nyono, mengumumkan
bahwa akan ada hunting foto pada hari
Sabtu pagi (27/2). Tema yang diangkat adalah Human Interest, dan lokasi yang dibidik adalah sekitaran Jembatan
Merah Plaza (JMP) Surabaya. Ketika Esti, temen se-angkatan APS bilang ke aku,
aku tidak serta merta menyanggupi untuk ikut karena ada benturan acara pada
hari dan jam itu juga. Aku merencanakan untuk hunting bareng teman SMP-ku, Lilik dan Novita, tapi di detik-detik
terakhir, ada kendala hingga terpaksa diundur hingga Sabtu depan.
JMP Surabaya tampak
depan
Paginya,
aku datang jam 06:10 ke sekre APS di SC, dan kaget mendapati sekre tutup dan
digembok. Lah? Katanya janjian jam 6? Atau langsung ke lokasinya ya jam 7? Bingung, aku menanyakan ke mantan ketua forkom
tahun lalu, dengan wajah-wajah baru bangun tidur, dia bilang bahwa dia tidak
melihat satupun anak APS di sekre. Asumsiku, kayaknya gak ada yang tidur di
sekre semalam, dan kalaupun ada yang hunting,
pasti mereka langsung berangkat ke lokasi.
Merasa
tidak yakin, aku menghubungi Esti. Tidak ada jawaban darinya setelah 6 sms dan
belasan kali missed call. Di
detik-detik terakhir saat aku hampir memutuskan menyerah, Esti menelepon dan
bilang kalau dia baru sampai di parkiran SC. Akhirnya aku menemukan Esti dan
Mb. Anisa disana. Setelah berunding, akhirnya kami menuju JMP langsung dan
menunggu yang lain disana.
Sekitar
jam tujuh, kami sampai di JMP. Menunggu sembari ngobrol-ngobrol selama hampir
setengah jam hingga Mb. Ajeng datang. Nunggu lagi sampai jam 07:50-an baru kami
langsung ke parkiran belakang yang baru buka. Dan setelahnya, kami langsung
mengambil kamera dan mulai berburu foto. Kami memotret sambil berjalan
pelan-pelan dan menikmati suasana sekitar
Gagang pintu
berukir
Aku
menggunakan tiga mode memotret, makro,
tele dan landscape. Semuanya ada di menu otomatis di kamera digital pocket milikku. Maka dari itu, aku tidak
menaruh data EXIF karena tidak relevan, toh aku tidak mengatur ISO-Diafragma
dan Shutter Speed sendiri (karena memang itu tidak ada). So, don’t blame me, okay?
Kecantikan
tersembunyi
Aku
menemukan ketertarikan dalam memotret benda-benda simple seperti ini. Aku menemukan keindahan dibalik gembok-gembok
tua yang tergantung di dinding rolling
door toko. Kombinasi gembok tersebut dengan warna-warna rolling door yang berbeda-beda, ada yang
cerah, biasa atau kusam, membuatku merasa menemukan objek menarik untuk
dipotret. Orang lain mungkin akan melewatkan detail kecil seperti ini, tapi
tidak bagiku.
Coloring my day
Rolling door-nya sendiri juga menyimpan
keindahan. Beberapa memiliki pola dan kombinasi warna yang atraktif, memanjakan
mata. Dan ada gelombang-gelombang yang membentuk pola, yang membuatku merasa
bahwa hal simple seperti ini memang
menyimpan keindahan tersembunyi. Layak untuk dinikmati.
A door to hell (?)
All the small and
pretty things
Tinggal kenangan
saja
Ya,
memang benda-benda dan arsitektur bangunan yang ada di Jembatan Merah Plaza
(JMP) ini begitu jadul. Old but gold.
Memberi nuansa nostalgia yang merekah dalam setiap sudutnya. Mall-mall lain
akan menggunakan kombinasi modern seperti kaca, kayu-kayu yang sudah dipernis
atau logam dalam setiap sudutnya, tapi di JMP, kau akan menemukan hal yang
lain. Tembok-tembok yang dicat dengan cat berwarna-warni, yang beberapa bagian
terlihat mengelupas, pola-pola dan printilan ornamen yang terlihat tua dan
ketinggalan zaman, dapat terlihat menarik di mata orang yang mau melihat
keindahan tersembunyi lebih dalam.
Dibawah kaki langit
Aku
mengambil shoot dari samping untuk
sebagian besar bangunannya. Bukan ku lakukan tanpa alasan, karena shoot dari samping berguna untuk memberi
kesan “panjang” dan “dinamis” pada sebuah foto. Juga menegaskan pola-pola
arsitekturnya, seperti jendela atau hiasan-hiasan di pinggir.
Puas mengambil objek di sisi kanan bangunan
JMP, aku, Esti, Mb. Anisa dan Mb. Ajeng langsung berjalan keluar. Setelah
berdiskusi sebentar, Mb. Ajeng menuju ke suatu tempat dan menyusul Mas Fauzi,
sementara aku, Esti dan Mb. Anisa masuk ke dalam area taman didepan JMP.
Semerbak dalam keheningan
Tempatku mencari nafkah
Aku bisa mengatakan bahwa taman ini tidak
punya ciri khas (kecuali bola-bola berwarna warni dari batu yang terpendam
setengahnya di pasir, yang ada di sisi kiri belakang taman, memiliki karakteristik
yang kuat). Makanya, objek yang ku ambil disini sangat sedikit, kebanyakan
hanya memotret bunga dengan mode macro.
Matahari mulai menyengat, menimbulkan sedikit rasa pening karena terpapar
panasnya tepat di kepala. Kami terus memotret dengan objek seadanya, hingga jam
09:20, kami memutuskan untuk bubar jalan. Pulang.
Yok pulang :)
Sembari berjalan menuju parkiran, aku
berpikir, esensi memotret hari ini dengan tema awal “Human Interest” tidak
terlalu dapat objek-nya (karena objeknya sendiri ada di jalanan dan kami hanya
bermain aman di sekitaran gedung JMP dan taman). Secara konsep sih, karena ada
rasa malas yang menyelimutiku, maka konsep HI sendiri tidak terlalu dapat (juga
karena HI bukan seleraku). Sebaliknya, aku malah memotret hal-hal dan objek
lain.
Tapi setidaknya, aku punya foto-foto untuk
di upload disini, dan itu sudah cukup
bagiku. Dan hunting, selain untuk
berburu foto dan menajamkan insting memotret, juga bisa sebagai sarana membina
hubungan baik dengan teman seangkatan dan senior-senior di APS. Jadi, aku tetap
merasa ada gunanya hunting Sabtu pagi
ini.
Taken by Nikon Coolpix S3500
Jembatan Merah Plaza Mall and Park, Surabaya
Sabtu, 27 Februari 2016, 07:00-09:30 WIB
Thanks to: APS, Divisi Hunting dan Pameran, Esti, Mbak
Anisa, Mbak Ajeng, Mas Fauzi
Keren nen 😂
BalasHapusWaaah makasih mb ajeng yang sudah mau repot-repot berkunjung, hehe :)
Hapus