Selasa, 24 Desember 2013


Kenjeran. Siapa warga kota Surabaya yang tak mengenal atau paling tidak mendengar nama pantai satu ini? Pernah mendapatkan repurtasi buruk akibat disalahgunakan oleh muda-mudi yang berpacaran kelewat batas hingga sampah yang berserakan, kini Pemerintah Kota Surabaya mulai membenahi setiap sudut pantai agar nyaman digunakan sebagai ruang publik yang sebenarnya.

Saya menginjakkan kaki di pantai ini pada Senin (23/12) pukul 07.30 pagi. Cuaca kala itu mendung, namun tak menyurutkan warga lokal yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan untuk mencari lorjuk (sejenis hewan laut yang menjadi penganan paling dicari). Memang, waktu-waktu musim penghujan ini lah air laut Kenjeran akan menyusut dan memudahkan warga untuk mencari lorjuk. Bahkan, anak-anak kecil pun terlihat mencari lorjuk pula atau sekedar bermain menghabiskan waktu liburannya.
Berburu Bersama Teman
 ISO 100, 1/100 detik, f/5.6
Boot Lumpur 
 ISO 100, 1/100 detik, f/5.6

Bebatuan juga cukup menarik perhatianku. Di benakku, bebatuan ibarat gunung-gunung terjal dan aku ibarat tengah berjalan menyusuri dan mendakinya. Oleh karena itu, low angle menjadi pilihan tepat sesuai imajinasiku. Dan sekaligus, menjadi foto landscape yang lumayan.
Tenangg
ISO 1600, 1/100 detik, f/20
Ops! Mountain Rock!
 ISO 100, 1/8 detik, f/20
Becek
ISO 100, 1/8 detik, f/22


Hati-hati kamera ama lensanya kemasukan pasir/air kalau di pantai, apalagi low angle. Bahaya bung! Hehe :D
Lelah berkutat dengan lumpur pantai, saya naik ke atas. Pantai ini dinamakan watu-watu bagi warga lokal dan untuk memasukinya tak dikenakan tarif alias gratis. Tapi, kalau lagi rame, biasanya bayar parkir sih. Watu-watu/bebatuan di pantai ini berguna untuk menahan abrasi yang riskan terjadi di daerah pantai. Meski pantai ini ombaknya cenderung kalem (pantai ini kecil dengan rentang laut yang tak terlalu lebar, maklum terletak berbatasan dengan Pulau Madura) namun, ombak laut juga mampu mengikis daratan pantai sehingga batu-batu yang entah sengaja atau tidak diletakkan disini sangat sangat berguna. Namun, hati-hati, karena batunya cenderung licin, kecil dan tajam.
Didaerah atas, juga terdapat keasyikan tersendiri. Lebih banyak tanaman menjadi keunikan sendiri yang harus jeli untuk mengambil sudut yang tepat.
Leaf Gown
ISO 100, 1/125 detik, f/8 
Rock Flower?
 ISO 200, 1/15 detik, f/20
Temukan Aku!
 ISO 800, 1/250 detik, f/5.6

Capek juga satu jam mengelilingi area pantai berbatuan terjal ini, apalagi sendirian, kaya orang autis apalagi di benak orang awam, pikirnya mungkin, ‘tuh orang ngapain foto batu-batu?’ hehe. Tapi, masa bodo omongan orang itu apa. Yang penting, kita bisa dapat hasil foto yang beda dari orang lain. Bukan begitu, yak? :D


#YukEksplor!
Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

0 komentar:

Posting Komentar